Tahun 2018 Masih Pakai iPhone 5? (Sharing Pengalaman dan Curhat)
Hai guys! Perkembangan teknologi gadget begitu pesat, semua setuju kan? Salah satunya adalah perkembangan smartphone. Banyaknya produsen ponsel pintar membuat pasar smartphone semakin ketat. Itu sebabnya mereka berlomba untuk menarik hati para konsumen.
Jaman sekarang siapa sih yang tidak punya ponsel, rasanya mayoritas makhluk keturunan Adam dan Hawa di bumi punya. Minimal satu, ya kan? Tidak terkecuali aku dong, aku juga punya ponsel. Aku memakai ponsel flagship lho, yakni iPhone 5. Bener kan? Flagship pada masanya yakni tahun 2012-2013 silam.
Sekarang sudah tahun 2018 lho! Berarti yang aku pakai ini ponsel jadul dong? Gakpapa jadul yang penting pernah jadi flagship. Ngomong-ngomong kalian tahu nggak spesifikasi dari iPhone 5 ini? Buat yang belum tahu, cek saja spesifikasinya di GSMArena atau mana lah terserah. Soalnya aku mau sharing pengalaman dan curhat saja, bukan mau bahas spesifikasi.
iPhone 5 ini sudah melewati banyak hal, mulai dari kenangan manis hingga kenangan pahit. Salah satu kenangan manis dengan iPhone 5 ini adalah ketika pagi hari aku browsing-browsing sambil ditemani secangkir teh hangat manis. Manis kan? Namanya juga teh manis. Ya intinya banyak kegiatan digital yang aku lakukan bersama iPhone 5 ini.
Untuk apa saja?
Aku menggunakan ponsel seperti selayaknya manusia pada umumnya, misalnya untuk chatting, bermedsos ria,
Yang aku takjub dengan ponsel buatan Apple adalah kinerjanya yang maksimal. Meskipun hanya memiliki RAM 1 GB, namun serasa cepat dan tidak memiliki kendala. Kenyamanan ini masih aku rasakan saat ini hingga artikel ini diterbitkan.
Soal kinerja RAM aku tidak punya masalah. Total aku menginstal lebih dari 30 aplikasi selain aplikasi bawaan dari iPhone. Yang menjadi kendala adalah storage-nya yang kadang membatasi aktivitas. Ya seperti yang kita tahu lah, iPhone tidak menyediakan slot microSD untuk penyimpanan tambahan. Sudah begitu, aku pakai iPhone 5 yang versi 16GB saja. Kalau lebih dari 16 GB pasti lebih banyak aplikasi yang terinstal.
Sering buat main game
Meskipun spesifikasinya terbilang culun, namun aku masih bisa bermain game kesukaanku. Beberapa game favorit yang pernah saya mainkan di iPhone 5 ini diantaranya:
Real Racing 3
Need for Speed: No Limits
Simcity: Buildit
Main game di atas, aku tidak pernah mengalami kendala. Namun aku belum pernah sama sekali mencoba menginstal game seperti Mobile Legend, AOV, PUBG, dan sejenisnya. Jadi aku tidak tahu apakah game tersebut bekerja dengan baik di iPhone 5. Tapi sepertinya bisa, soalnya jika melihat spesifikasi minimum game tersebut bisa dijalankan di iPhone 5.
Untuk fotografi
Ini adalah ponselku satu-satunya saat ini, jadi aku memanfaatkan apa yang bisa kulakukan dengan ponsel jadul ini. Saat bepergian ke tempat dan aku ingin mengabadikan momen, aku menggunakan iPhone 5 ini. Meskipun hanya memiliki kamera belakang 8 MP dan kamera depan hanya 1,2 MP. Yaaaaaaaa, daripada sama sekali tidak terabadikan, kan sayang. Kenangan yang terbuang jadinya. Untungnya lagi, aku tidak begitu suka selfie, jadi tidak mempermasalahkan kamera depannya.
Beberapa aplikasi foto editor juga terinstal, yaitu:
- PicsArt
- Adobe Photoshop Express
- Adobe Photoshop Lightroom
- Snapseed
Dan inilah beberapa hasil foto dengan kamera iPhone 5, tapi sudah diedit lewat salah satu aplikasi di atas yaaa.
Edit pakai Lightroom |
Edit pakai Lightroom |
Edit pakai Picsart dan Lightroom |
Yang pasti, meskipun memiliki RAM kecil, performanya tetap bisa diandalkan untuk berbagai kegiatan. Memang kinerja maksimal ini menjadi salah satu kelebihan dari semua ponsel buatan Apple.
Dari segi tampilan
Meskipun sudah tua, iPhone 5 yang masih saya gunakan ini terbilang masih mulus, walau tak semulus paha Lucinta Luna. Tapi bisa dibilang bodi iPhone ini begitu kokoh, presisi, dan mantap. Selama penggunaan, hanya ada sedikit lecet di bagian sudut kiri atas karena pernah terjatuh dan terbentur benda keras. Nasib baik bukan terbentur masa lalu.
Sayangnya aku tidak bisa menyertakan foto kondisi ponselku karena ini adalah satu-satunya ponsel yang kupunya saat ini. Dulu pernah punya Samsung Galaxy Grand Duos dan Xioami Redmi 5A namun sekarang mereka tak ada lagi.
Logo Apple-nya masih mencuri perhatian
Memang tak diragukan lagi kalau iPhone memiliki nilai lebih di mata orang-orang. Bukan hanya iPhone, tapi hampir semua produk Apple punya nilai plus yang bisa menaikan harga diri. Hahaha.
Meskipun rilis 6 tahun lalu, kadang saat ketemu teman-teman masih suka dibully.
Weh, pake iPhone sekarang nih...
Kalo pas foto
Pake hpnya Adit aja yang iPhone, kan kameranya bagus.
Padahal menurutku pribadi, kualitas kamera-nya ini biasa saja. Paling yang lumayan bagus itu di kamera depannya, resolusinya cuma 1,2 MP tapi tetap bagus untuk foto selama cahayanya mendukung. Jangan ditanya deh kalau buat foto di tempat gelap.
Memang seperti bagaimana gitu, pokoknya logo Apple-nya menjadi perhatian. Tapi diperhatikan seperti itu, membuatku merasa di-bully. Yaaaaa, sebenarnya aku biasa saja, apalagi ini cuma iPhone model lama kan. Tapi seakan terlihat "Wah iPhone, keren!".
iPhone lama dan kendalanya
Sudah tidak dapat jatah update iOS
Song-nya kosong karena kalo dengerin musik cuma stream lewat JOOX dan Spotify, |
Apple hanya memberikan update iOS ke iPhone 5S ke atas saja. iPhone 5 jelas terpingkirkan, terasingkan, dan terabaikan. Menyedihkan sekali. Versi iOS di iPhone-ku hanya mentok di versi 10.3.3 saja. Ya maklum, namanya juga barang sudah tua.
Namun salut untuk Apple yang memberikan update hampir merata ke semua iPhone. Beda dengan Android yang paling-paling mendapat jaminan update selama 3 tahun ke depan dari Google.
Harus sedia power bank
ilustrasi kehabisan baterai |
Kapasitas baterai iPhone 5 hanya 1.440 mAh, miris sekali bung. Dengan usia baterai yang tua dan kapasitasnya yang kecil, ponselku ini hanya bertahan tidak sampai setengah hari untuk pemakaian normal hanya chatting dan browsing. Paling 5 sampai 6 jam.
Jika untuk penggunaan menonton video baik di Youtube maupun Viu, paling hanya bertahan 2 jam-an lebih. Maklum aku doyan nonton drama Korea. Yang baru saja selesai aku tonton salah satunya adalah drama Korea Come and Hug Me.
Dan Your Honor / Dear Judge yang masih saya tonton tiap pekannya karena masih ongoing. Ceritanya seru sih menurutku.
Jadi intinya iPhone-ku harus didampingi oleh power bank saat bepergian ke tempat jauh.
iPhone overheat, panasnya sampai ke ubun-ubun
Tak hanya itu, iPhone 5-ku juga sering mengalami overheat. Bahkan saat sedang panas berlebih, aku tidak bisa menyalakan lampu flash kamera saat membuka kamera. Nih peringatannya, jadi takut meledak, boom!
The iPhone needs to cool down before you can use the flash. |
Soal layar dan touchscreen
Layar adalah satu bagian vital dari sebuah smartphone. Layar ponselku ini keluar seperti garis biru saat baru dinyalakan. Perlahan garis itu menghilang seperti gebetan yang menolak secara perlahan. Paling jelas, garis itu muncul saat layar berwarna gelap.
Selain itu, touchscreen-nya sudah lumayan sering error. Ada saat dimana layar tidak peka dan merespon saat disentuh. Ada saatnya pula menjadi begitu sensitif saat disentuh, apalagi kalau tangan berminyak atau basah. Maklum kan sudah tua, beda kalau ponsel keluaran sekarang, pasti peka terhadap sentuhan. Masih muda gitu lhooo!
Nah itulah beberapa kendala menggunakan iPhone yang mulai sering menganggu. Dan mungkin sudah saatnya aku ganti ponsel lagi dalam waktu dekat ini.
Perasaan memakai iOS di iPhone 5?
Selama menggunakan iPhone, menurut pengalaman pribadi, ada kelebihan dan kekurangannya.
Kelebihan iOS:
- Tampilan antarmuka simpel dan tidak ribet.
- Sistem operasinya aman dan stabil
- Pembaruan terjamin, meskipun iPhone 5 sudah tidak kebagian update.
- Kinerja dan pengaturan RAM terbaik.
Pokoknya kelebihan iPhone sudah aku jelaskan di atas, jadi sudah cukup Rangga! Aku tak mau menjelaskan untuk yang kedua kalinya, karena aku bukan Raisa.
Sementara yang disayangkan dari iPhone menurutku pribadi adalah:
Tidak ada kebebasan, terbatas
Pakai iPhone itu seperti burung yang hidup di dalam sangkar. Mau tidak mau harus makan itu, seadanya sesuai pemberian dari yang empunya. Contohnya adalah di tampilan UI-nya. Awal-awal memang terasa menyenangkan karena simpel dan smooth. Namun lama-lama bosan juga. Beda dengan Android yang bisa dikostumisasi sesuka kita.
Lalu di storage-nya, kalau sudah penuh ya sudah. Tidak bisa diekspansi menggunakan slot microSD atau lain. Jadi kalau aku kehabisan memori, ya sudah. Paling aku harus memindahkan beberapa foto ke laptop lebih dulu untuk melegakan kapasitas internal. Sekarang saja kapasitas internal iPhone-ku tinggal 600 MB-an saja. Bisa disimpan di iCloud sih, tapi kapasitas iCloud-ku ya cuma 5GB saja. Dan sekarang paling tinggal 200MB yang tersisa. Mau beli tambahan storage tapi sayang uangnya.
Banyak bayar dan mahal
Sebenarnya ini wajar sih, namanya juga bisnis. Dan juga iPhone dibuat untuk kalangan menengah ke atas. Jadi karena aku bukan golongan menengah ke atas jadi ini adalah sebuah kendala.
Ribet saat mengirim file
Aku hanyalah minoritas di lingkungan karena kebanyakan teman menggunakan Android. Dan setelah bepergian bersama, entah hangout, hiking, traveling pasti akan bertukar foto. Nah, saat mau berkirim file antar perangkat caranya cukup ribet. Kalau sesama Android masih bisa lewat Bluetooth, tapi kalau itu, anu, ah sudahlah.
Memang ada aplikasi penolong bernama ShareIt dan berkirim file bisa dilakukan lewat situ, tapi caranya ribet. Ya pokoknya ribet, beda halnya jika sesama Android.
Apalagi yaaaaa
Sebagai kaum minoritas di tengah populasi Android di daerahku, kendala lain adalah karena berbeda. Perbedaan ini sangat merepotkan, misalnya ketika aku lupa tidak bawa powerbank dan kehabisan baterai. Aku tidak bisa numpang nge-charge atau minjem power bank teman. Alhasil, aku harus mati gaya karena baterai habis.
Pilih Android atau iOS?
Jika suatu hari aku diberi pilihan untuk memilih antara Android atau iPhone, aku akan memilih Android. Karena aku pernah menggunakan dua sistem operasi ini. Memang Android tidak se-aman iOS dan lebih rentan terkena malware namun tetap saja ada hal yang tetap membuatku memilih Android.
Kebebasan, ya karena itu. Menggunakan iOS serasa dikekang, tidak bisa ini itu, pergerakan terbatas. Soal keamanan yang diklaim lebih aman iOS itu menurutku tergantung penggunanya sendiri. Berdasarkan pengalaman menggunakan Android, aku tidak pernah mengalami ponsel terkena malware atau virus lain.
Aku pikir selama kita tidak gegabah dan ceroboh saat beraktiitas di ponsel, kita tetap aman dari serangan cyber.
Bahkan meskipun diberi iPhone terbaru pun rasanya aku akan lebih memilih untuk menjualnya dan beli Android saja. Ya memang iPhone terbaru itu keren, punya fitur sangat bagus, juga pasti akan selalu jadi pusat perhatian namun tetap saja iOS ya iOS, aku akan terkekang.
Artikel ini bukan bermaksud ingin menjelek-jelekan atau menunjukkan ketidaksukaanku menggunakan sebuah produk. Aku sama sekali tidak ada masalah dengan ponsel iPhone-ku. Aku senang menggunakannya untuk beberapa hal seperti kelebihan kinerjanya yang mantap. Ini cuma soal prinsip hidup, ahahaha, apaan prinsip hidup. Bukan bukan, ini cuma soal selera. Yang suka iOS ya silakan, yang suka Android ya silakan. Ini opiniku pribadi tentang iOS dan Android.
Lagipula aku bukan orang menengah ke atas jadi aku tidak sesuai kriteria pengguna iPhone yang semestinya. Bercanda bro! Tapi tetap aku lebih suka Android karena kebebasannya. Sekian terimakasih untuk yang membaca sampai selesai. Itulah pengalaman menggunakan iPhone 5 yang jadul di tahun 2018.
wahh awet terus ya pakai 5s, padahal udah jadul banget. tp jujur sih saya sendiri suka dengan desainnya yang berkelas dan kompak.
BalasHapusmalah saya lagi nunggu iphone baru keluar, se 2 misalnya tp ga keluar2 juga. pengen beli itu
Iya memang bagus kualitasnya tidak diragukan.
HapusWah, mungkin sebentar lagi iPhone SE 2 bakal keluar.