Debut Sempurna Solskjaer Melatih Manchester United
Ole Gunnar Solskjaer - Gambar via Oli SCARFF/AFP |
Manchester United secara resmi telah menunjuk Ole Gunnar Solskjaer menjadi 'caretaker' Manchester United hingga akhir musim pada 19 Desember 2018 kemarin. Hal itu menyusul setelah dipecatnya Jose Mourinho sesaat setelah kekalahan telak klub berjuluk 'Setan Merah' ini dari Liverpool. Sebagai penggemar Manchester United ini, sejujurnya sih saya senang dengan pemecatan Jose Mourinho. Maaf ya Pak Mou, saya harus jujur. Dari awal saya memang tidak setuju dengan ditunjuknya Mourinho oleh MU, tapi saya bisa apa? Saya kan cuma fans MU.
Penunjukan Solskjaer sebagai pelatih MU yang baru ini sempat membuat saya ragu, apa dia bisa mengembalikan keganasan MU seperti sedia kala? Soalnya nih ya, sejak dilatih oleh 'The Special One', MU menjadi tim yang tidak begitu garang bahkan permainannya terlihat monoton. Manchester United menjadi tim yang tidak sesuai dengan julukannya, Setan Merah. Iya dong, Setan Merah kok nggak menyeramkan, setan merah kok mainnya bertahan. Old Trafford pun tidak lagi menjadi stadion yang angker bagi lawan yang bertandang.
Solskjaer mengawali debutnya bersama Manchester Uited dengan bertandang melawan Cardiff City di Cardiff City Stadium. Dalam pertandingan itu, saya tidak menyangka kalau MU bisa melumat Cardiff City dengan skor telak 1-5. Gol MU dicetak oleh Marcus Rashford pada menit ke 3, Ander Herrera (29'), Anthony Martial (41'), dan Jesse Lingard (57') dan (90'). Debut yang sempurna.
Permainan MU juga semakin berkembang dan menerapkan sepakbola menyerang. Hal itu bisa dilihat dari statistik pertandingan yang menguasai pertandingan. Berikut adalah statistik pertandingan saat melawan Cardiff City.
Statistik Cardiff City vs Manchester United via espn.com |
Tapi dalam hati saya sebenarnya ah, cuma melawan Cardiff City yang sekarang saja berada di peringkat 16 klasemen Liga Inggris. Tapi saya puas melihat permainan MU. Satu hal lagi, saya suka senyuman Solskjaer setiap kali pemain MU mencetak gol. Terlihat ramah saja gitu, daripada yang terlihat arogan.
Kejayaan MU di bawah kepelatihan Solskjaer kemudian berlanjut saat berhasil menambah 3 poin tambahan melawan Huddersfield Town di Old Trafford dengan skor 3-1. Ketiga gol tersebut dicetak oleh pemain tengah mereka yakni Nemanja Matic (28') dan Paul Pogba yang melakukan brace dimenit ke 64 dan 78.
Statistik Manchester United vs Huddersfield Town via espn.com |
Kemudian pertandingan ketiga melawan AFC Bournemouth menjadi pertandingan penutup akhir tahun 2018 yang manis. AFC Bournemouth berhasil ditundukkan dengan skor yang telak juga yakni 4-1. Masing-masing gol MU dicetak oleh Paul Pogba (5', 33'), Marcus Rashford (45'), dan Romelu Lukaku (72').
Statistik Manchester United vs AFC Bournemouth via espn.com |
Melihat 3 pertandingan awal MU sejak dilatih oleh Solskjaer, akankah ini menjadi pertanda kebangkitan Manchester United? Berikut adalah beberapa fakta menarik dalam 3 pertandingan sejak kepelatihan Ole Gunnar Solskjaer.
Menyamai Rekor Sir Matt Busby dan Jose Mourinho
Solskjaer mengikuti jejak Sir Matt Busby dan Jose Mourinho dengan 3 kemenangan beruntun dalam 3 pertandingan awal debutnya.
Kembali Dengan Sepakbola Menyerang
Manchester United kembali dengan ciri khasnya, sepakbola menyerang. Hal itu terlihat dari jumlah gol, percobaan tendangan, penguasaan bola yang didapatkan. MU mendominasi jalannya pertandingan dalam 3 laga sejak ditangani Solskjaer.
Selalu Kebobolan 1 Gol di Setiap Pertandingan
Dalam laga itu, MU selalu kebobolan satu gol saat menjamu Cardiff City, Huddersfield, dan Bournemouth. Nah, kapan nih Solskjaer dapat meraih clean sheet lagi?
Kemenangan Terbesar di 2018
Pertandingan melawan Cardiff menjadi salah satu kemenangan terbesar MU di tahun 2018. Bukan hanya ditahun 2018, namun sejak ditangani Jose Mourinho MU belum pernah mendapatkan kemenangan sebesar 5-1.
Pogba Mesin Gol Terbanyak
Dalam tiga laga awal tersebut, Pogba menjadi pemain yang paling produktif dengan mencetak 4 gol. Keempat gol tersebut dicetak dengan cara double brace saat melawan Huddersfield dan AFC Bournemouth.
Solskjaer memang mengawali debutnya dengan begitu manis. Tapi apalah arti debut manis kalau pada akhirnya tidak bisa konsisten juga. Jose Mourinho juga mengawali dengan jumlah kemenangan yang sama, namun nyatanya beliau harus dipecat juga. Semoga saja Solskjaer bisa membawa MU kembali ke jalan di mana tim itu disegani oleh lawan-lawannya.
Lagipula 3 pertandingan awal itu melawan klub yang peringkatnya jauh di bawahnya. Bagaimanakah jika melawan tim-tim besar? Kita lihat saja nanti. Saya sih menunggu pertandingan MU melawan PSG dibabak 16 besar Liga Champion leg pertama pada Februari mendatang. Semoga saja, MU tetap konsisten hingga akhir musim. Dan kalau performa MU semakin baik di bawah kepelatihan Solskjaer, bolehlah ditawari kontrak lagi... Hmm...
Posting Komentar
Posting Komentar