Membicarakan Nasib Huawei Setelah Diblacklist Amerika Serikat, Tapi Bohong!
Pabrikan smartphone asal Tiongkok, Huawei benar-benar diblacklist oleh Amerika Serikat. Undang-undang yang mengatur tentang larangan penggunaan teknologi Huawei di AS sudah disahkan oleh Donald Trump. Jelas ini kabar buruk bagi Huawei.
Karena kebijakan tersebut, mau tidak mau kerjasama dan bisnis antara Huawei dan Google harus terhenti. Huawei sebagai produsen Android kan mau tidak mau butuh Google. Iya si, Google saja diblokir di China, tapi kan Huawei pasarnya global dan banyak orang bergantung pada Google termasuk saya. Hiya hiya hiya.
Repot ya, pemboikotan ini membuat Huawei tidak bisa lagi menggunakan layanan Google seperti YouTube, Gmail, Google Play Store, dan layanan lainnya untuk produk Huawei berikutnya. Untungnya saya bukan pengguna Huawei. Hehehe.
Penjualan Huawei di dunia berhasil menyalip Apple menduduki posisi dua di bawah Samsung. Setelah ini, bagaimakah nasib Huawei untuk menghadapi persaingan smartphone global yang ketat?
Memangnya apa sih penyebab yang menjadikan Huawei masuk daftar hitam di negara Paman Sam itu? Eh, tidak hanya di AS, tapi juga di negara-negara sekutunya. Penyebabnya adalah Amerika Serikat menuding bahwa teknologi 5G Huawei digunakan untuk kegiatan spionase. Meskipun hal itu juga sudah berulang kali dibantah oleh Huawei. Ya namanya juga Amerika. Ya gitu.
Selain Google, pemasok chip untuk kebutuhan Huawei juga ikut memutuskan hubungan kerjasama dengan Huawei seperti Intel dan Qualcomm. Malangnya Huawei...
Tapi tidak semalang itu juga sih, berdasarkan laporan yang dilansir oleh Bloomberg, Huawei sudah mempersiapkan kemungkinan ini dengan menimbun chip dari produsen Amerika Serikat. Chip yang telah ditimbun Huawei dikatakan mampu untuk memenuhi kebutuhan Huawei selama 3 bulan. Dalam jangka waktu ini, sepertinya cukup untuk mengetahui apakah ini hanya untuk menakut-nakuti. Bisa jadi kan ini cuma taktik. Tapi bukan hal yang mustahil juga AS melakukan boikot terhadap Huawei secara permanen.
Kalaupun nantinya Huawei diboikot permanen, Huawei pun sudah siap dengan itu. Huawei kan punya chip buatannya sendiri yaitu Kirin. Soal sistem operasinya, Huawei tidak akan khawatir karena mereka akan tetap bisa menggunakan Android yang merupakan open source. Hanya saja, tidak akan ada lagi campur tangan Google. Untuk pasar di Tiongkok, sepertinya tidak akan berpengaruh karena sebagian besar warganya memang tidak menggunakan layanan dari Google.
Yang agak menjadi masalah adalah untuk pasar global. Jika boikot ini terus dilakukan mungkin beberapa langkah ini bisa dilakukan untuk membuat Huawei tetap jaya di pasar gadget dunia.
1. Membuat Sistem Operasi Baru
Membuat sistem operasi baru bisa jadi langkah Huawei meskipun itu sangat berat. Hal itu karena Android sudah mendominasi di dunia. Sebelumnya, OS Tizen milik Samsung saja yang pernah digadang-gadang sampai saat ini tidk lagi terdengar kabarnya.2. Tetap Dengan Android, Namun Dengan Layanannya Sendiri
Huawei bisa membuat layanannya sendiri, dengan kata lain membuat saingan dari Google. Jika Huawei bisa menggunakan layanannya sendiri dan mendunia, mungkin akan membuat dominasi Google agak berkurang. Yaaa, siapa tahu kan? Nanti akan bermunculan kaum penganut Google dan penganut Huawei yang saling ejek di dunia maya. WkwkYa mungkin itu langkah yang bisa dilakukan oleh Huawei untuk tetap bernafas di pasar global.
Sebagai Fans Huawei
Siapa? Saya. Iya, saya adalah salah satu fans Huawei meskipun tidak pernah sekalipun punya smartphone Huawei. Produk yang saya gunakan dari Huawei cuma smartband dari anak perusahaannya Honor. Tahu dong kenapa? Karena di dalam jiwa saya masih ada sel-sel kemiskinan yang membelenggu untuk merasakan kecanggihan teknologi Huawei.Meskipun begitu, saya pengagum Huawei dengan segala teknologi yang ditawarkannya. Menurut saya, Huawei beda dengan produsen gadget Tiongkok lainnya. Bahkan dalam angan-angan saya, saya sudah memikirkan kalau mau ganti smartphone, sudah ada dua pilihan merk. Kalau tidak Huawei ya Samsung.
Tapi dengan pemboikotan ini, saya jadi mikir-mikir kalau mau membeli smartphone Huawei. Soalnya saya termasuk orang yang masih membutuhkan layanan dari Google.
Awalnya saya pikir, wah Google kejam sekali pada Huawei. Namun, kalau dipikir-pikir dua-duanya sebenarnya saling membutuhkan. Tanpa Huawei, Google juga mengalami kerugian karena kan Huawei salah satu smartphone yang banyak digunakan oleh orang di dunia. Penjualannya saja nomor dua. Begitupun para pemasok komponen untuk Huawei.
Saya pikir mereka (pemasok) bukan tidak mau, namun mereka hanya mematuhi kebijakan yang sudah ditentukan saja. Semoga saja, pemboikotan ini hanya sementara.
Huawei njamin bakal aman kok. Katanya wkwk
BalasHapus