[ADS] Top Ads

Perkara Rebus Mie Instan

Sebuah tendangan keras dari luar kotak penalti menggetarkan jala gawang dari Peter Gulasci menjadikan Swiss sementara unggul 2-0 atas Hungaria dalam babak penyisihan grup A EURO 2024. Wih! Sepertinya pertandingan makin seru nih. Tidak seperti biasanya, aku sangat antusias menonton pertandingan bola yang dari kedua tim merupakan bukan tim favorit. Tidak lama setelah gol kedua tercipta, wasit meniupkan peluit tanda berakhirnya babak pertama. Mumpung jeda, masak mie instan dulu enak kali ya...

Aku membuka lemari dapur untuk melihat adakah mie instan yang tersisa. Beruntungnya aku, masih ada sebungkus Indomie rasa ayam bawang. Seperti manusia-manusia bumi lainnya saat memasak mie instan, aku menyiapkan segalanya yang diperlukan saat merebus mie instan.

'Ceklek!', aku menyalakan kompor gas dua tungku. Sembari menunggu air mulai mendidih aku melihat nyala api biru kompor. Lama-lama pikiranku mulai kosong kemudian aku mencelupkan kepalaku ke dalam panci berisi air mendidih. Eh, enggak! Itu adegan di film Di Ambang Kematian. Pikiranku memang mulai kosong tapi aku tidak kesurupan kok.

Kenapa aku memasak di tungku yang ini? Tiba-tiba otak memecah keheningan di dalam kesunyian dapur malam hari hanya terdengar suara api kompor dan air yang mulai mendidih. Aku memasukkan Indomie ke dalam panci sambil memegang garpu seperti bangsa Viking yang siap berperang.

"Ah, iya ya... Kenapa aku memasaknya di tungku yang ini? Kenapa nggak di situ saja?"

"Memangnya kenapa sih? Bukannya masak di tungku yang ini atau yang itu sama saja? Toh, masih dalam satu kompor yang sama."

"Ya memang, tapi kenapa tidak di situ saja?"

"Ya kenapaaaaaaa? Anjir ribet banget deh!"

Heran banget, kenapa seolah-olah aku jadi dua orang yang meperdebatkan 'kenapa aku tidak masak mie instan di tungku satunya saja?'

Di situlah aku menyadari bahwa malam itu memang sunyi, namun yang berisik adalah otakku. ANJAY!

Ini cuma sebatas masak mie instan, bukan perkara yang bisa mengubah dunia. Kenapa bisa seribet itu hanya karena aku masak di tungku yang ini, bukan yang itu. Seandainya saja aku tidak masak mie instan malam itu juga dunia tetap berputar. Bedanya aku hanya sedikit kelaparan saja.

By the way, ternyata keadaan dimana otak berdebat dengan dirinya sendiri itu ada beberapa kemungkinan. Kemungkinan tersebut diantaranya:

Konflik Intrapersonal

Ini adalah istilah luas yang mengacu pada semua jenis konflik yang terjadi di dalam pikiran. Ini dapat mencakup perdebatan internal, perjuangan dengan pengambilan keputusan, dan bahkan keraguan diri.

Disonansi Kognitif

Ini adalah keadaan ketidaknyamanan mental yang terjadi ketika seseorang memiliki dua keyakinan atau ide yang saling bertentangan. Hal ini dapat menyebabkan perasaan cemas, stres, dan kebingungan.

Ruminasi

Ini adalah jenis pemikiran berlebihan yang melibatkan fokus pada pikiran dan emosi negatif. Hal ini dapat menyebabkan siklus kecemasan dan depresi yang kejam.

OCD (Gangguan Obsesif-Kompulsif)

Ini adalah gangguan kesehatan mental yang ditandai dengan pikiran intrusif (obsesi) dan perilaku berulang (kompulsi). Orang dengan OCD sering mengalami pergulatan internal antara obsesi dan kompulsi mereka.

DID (Gangguan Identitas Disosiatif)

Ini adalah gangguan kesehatan mental yang ditandai dengan adanya dua atau lebih keadaan kepribadian yang berbeda. Orang dengan DID sering mengalami konflik internal antara keadaan kepribadian mereka yang berbeda.

Anjir, perkara rebus mie instan daong jadi tahu beginian. Meskipun begitu, aku dapat informasi ini dari tanya-tanya di Google Gemini ya. Takut banget kalau ternyata aku mengidap OCD. Ngeri wkwk.  Hayoloh, kalian pernah mengalami kondisi dimana otak berdebat dengan diri sendiri atau nggak?

Melewati perdebatan yang tidak penting antara otak melawan dirinya sendiri, akhirnya Indomie-ku siap disantap. Omong-omong, mie instan sebungkus itu sedikit banget kan! Mana bisa menutup rasa lapar. Untuk membuat perut kenyang, tidak afdol kalau makan mie instan tanpa dua centong nasi. Aku rasa makan mie instan dengan nasi bukanlah sebuah dosa. Aku lebih merasa berdosa ketika masak menggunakan tungku yang ini dan tidak menggunakan tungku yang satunya lagi.

Lagipula, makan mie instan dengan nasi itu adalah Asian Value. Itu sudah menjadi kebiasaan kita. Bahkan kita dimarahi nenek kalau kita makan mie instan tanpa nasi. 

Memang, mie instan dan nasi tidak mencukupi kebutuhan gizi karena hanya mengandung karbohidrat dan minim nutrisi. Selain itu mengonsumsi mie instan bersama nasi dipercaya bisa menyebabkan obesitas. Untuk orang yang memiliki berat badan dibawah 50kg sepertiku, sepertinya tidak takut dengan resiko obesitas. Lha wong mau menaikan berat badan saja susah.

Eits! Tapi...

Mengonsumsi mie instan bersama nasi memang tidak baik ya kawan-kawan. Apalagi kalau rutin setiap hari. Itu sangat tidak dianjurkan karena dapat meningkatkan resiko obesitas, diabetes bahkan jantung. Aku loh, nggak makan mie instan tiap hari, apalagi pakai nasi. Hanya sesekali saja dalam seminggu. Kadang aku makan mie instan tanpa nasi, tapi masaknya dua bungkus. Hehe.

Kita boleh makan mie instan dengan nasi, namun tetap harus diimbangi dengan makanan kaya nutrisi guna mencukupi kebutuhan gizi tubuh. Jangan lupa juga diimbangi dengan pola hidup sehat juga.

Habis makan mie instan aku lanjut nonton pertandingan babak kedua antara Swiss melawan Hungaria. Ternyata, permainan Swiss memang lumayan bagus. Meski sepertinya kecil kemungkinan Swiss untuk juara. Paling hanya akan lolos babak penyisihan grup mengingat di grup A hanya Jerman yang terlihat menjadi musuh terberatnya. Lalu, dibabak selanjutnya akan dikalahkan oleh tim dari grup lain. Itu prediksiku tentang Swiss di gelaran Euro 2024 yang diselenggarakan di Jerman.

Prediksi boleh kan? Yang nggak boleh itu mengebom kamp pengungsian dan membunuh warga sipil.



Posting Komentar

[ADS] Bottom Ads

Copyright © 2023

Adittp.com ~ Berisi Kegabutan