Suka-suka Manchester United Saja!
Photograph: James Gill/Danehouse/Getty Images |
Kukira mau bangkit, ternyata masih sakit…
Itulah gambaran Manchester United yang masih tergopoh-gopoh dalam lanjutan Liga Inggris. Rekor tak terkalahkan Manchester United cuma bertahan 18 hari awal tahun 2025 ini.
vs Liverpool
Awal tahun, 5 Januari 2025, Manchester United langsung menantang tim pemuncak klasemen sementara Liga Inggris, Liverpool di Anfield Stadium. Hasilnya, tim asuhan Arne Slot hanya bisa berbagi 1 poin di kandang. Awal tahun yang baik untuk Manchester United yang sedang terpuruk.
Menahan imbang Liverpool tentu bisa jadi bahan koar-koar oleh pendukungnya di sosial media. King MU nih boss! Ternyata segitu doang pemuncak klasemen. Kalah itu biasa, sekali menang bacotnya tak terkira. Nggak apa-apa buat seru-seruan di komentar.
vs Arsenal
Dalam lanjutan Piala FA, Manchester juga harus melawat ke kandang Arsenal. Bruno mengawali keunggulan MU setelah menyepak bola umpan dari Alejandro Garnacho 5 menit setelah kick-off babak kedua. 11 menit berselang, Diogo Dalot harus diganjar kartu merah oleh wasit.
Unggul jumlah pemain, Arsenal mampu menyamakan skor pada menit ke-63 setelah Gabriel Magalhaes mampu memanfaatkan bola liar. Arsenal mencoba terus menggempur pertahanan Manchester. Harga diri, masa kalah sama tim papan tengah menuju bawah.
Arsenal sebenarnya memiliki peluang emas karena sang wasit menunjuk titik putih setelah Lord Maguire dianggap melanggar Kai Havertz. Namun sayang, Altay Bayindir tampil apik menepis tendangan Martin Odegaard.
Tidak ada gol tercipta di babak normal dan tambahan. Pertandingan dilanjutkan dengan adu penalti. Altay menunjukkan kelasnya yang selama ini lebih sering menjadi kiper kedua setelah menggagalkan penalti Kai Havertz. Seakan membuktikan bahwa dialah yang pantas menjadi kiper utama dibandingkan Onana.
Selain menggagalkan dua penalti, kiper Turki ini juga menggagalkan beberapa peluang emas yang didapatkan Arsenal. Performa apiknya membawa Setan Merah memenangkan pertandingan dengan skor adu penalti 5-3.
Dihina tidak tumbang, sekali menang Om Arteta tidak senang. Fans MU makin jumawa. Tentu saja, ini prestasi luar biasa. Apalagi membuat harapan Arsenal puasa gelar berlanjut. Netizen mana yang tidak senang melihat Arsenal tanpa piala?
vs Southampton
Setelah Arsenal, Southampton coba menantang dengan bertamu ke Old Trafford, stadion paling angker pada masanya. Di Emirates saja membuat Arsenal merana, apalagi di kandang sendiri. Minta dibantai kah?
Di babak pertama, Southampton mencoba menampilkan permainan agresif dan menyerang. MU pun tertekan dan bola lebih sering dikuasai oleh tim tamu. Lini tengah Manchester melempem, bola dari pemain belakang tidak bisa terdistribusi dengan baik.
Hasilnya, Manuel Ugarte tak sengaja menjebloskan bola ke gawang sendiri dari skema tendangan sudut menit ke- 43. Musim ini, MU sudah kebobolan 10 gol dari tendangan sudut. Istimewa!
Babak kedua, MU tampil lebih menyerang. Masa kalah di kandang, nanti harga diri makin terbuang. Medominasi pertandingan, sayangnya belum ada gol diciptakan. Antony dapat peluang setelah menerima umpan dari samping, namun Lord Antony tidak dapat mengkonversi peluang tersebut menjadi gol.
Bola tinggal sodok ke gawang itu malah diberikan kepada kiper yang sudah out of possesion. Bahkan, kalau Aaron Ramsdale tidak menangkap bola itu pun bolanya masih melenceng dari gawang. Kegagalannya tentu membuat dirinya makin terhina-hina dan jadi meme di media sosial.
Upaya MU mencetak gol akhirnya terwujud pada menit ke-82 setelah Amad Diallo melakukan akselerasi dari sisi kanan menusuk sisi pertahanan dan melesatkan tendangan yang tidak bisa dihentikan Ramsdale.
Tak mau imbang, Manchester terus menggedor pertahanan Southampton. Dua gol tambahan Manchester United tercipta pada menit ke-90 dan 90+4 dari kaki Amad Diallo dan memastikan hattrick pertamanya bersama MU. Southampton gagal mencuri poin di Old Trafford.
Andre Onana juga tampil apik pada pertandingan ini seakan memberi tanggapan bahwa dia masih layak menjadi kiper utama. Dia menolak menjadi kiper kedua.
Menang 3-1, sayangnya MU bermain belum maksimal. Tapi itu urusan nanti, saatnya menikmati kemenangan karena beginilah tim terkuat di bumi. Ayo, tim mana lagi yang mau dibantai?
vs Brighton
Dua hari berselang, Old Trafford kedatangan Brighton. Dengan bekal tak terkalahkan sepanjang 2025 ini menjadi kunci bahwa 3 poin sudah pasti didapati.
Ternyata tidak semudah itu, Manchester malah dibantai 1-3 oleh tamunya. Jumawanya ternyata cuma sampai segitu saja. Tapi tidak apa-apa, fans MU sudah biasa, tetap setia dan tahan terhadap netizen yang menghina-hina.
Laga baru berjalan 5 menit, Andre Onana dipaksa memungut bola dari gawangnya setelah Yankuba Minteh menjebloskan bola setelah menerima umpan dari Kaoru Mitoma.
Bruno berhasil menyamakan kedudukan setelah berhasil mengeksekusi tendangan penalti akibat pelanggaran terhadap Joshua Zirkzee pada menit ke-23. Skor imbang bertahan sampai peluit tanda babak pertama telah usai.
Babak kedua, tidak ada gol tercipta sampai menit ke-60. Kali ini, giliran Kaoru Mitoma yang menerima umpan dari Yakuba Minteh. Brighton Hove & Albion kembali unggul. Tidak puas, Brighton menambah keunggulan menjadi 3-1 setelah Onana melakukan blunder dan dimanfaatkan dengan baik oleh Georginio Rutter pada menit ke-76.
Onana oh Onanaaaa, kadang dipuja tapi lebih sering dihina. Hiya hiya hiya.
Manchester United ternyata bertransformasi menjadi tim papan tengah ke bawah. Manchester United masih kesulitan menemukan performa terbaiknya di bawah asuhan Ruben Amorim.
Bukan tanpa alasan, tim berjuluk Setan Merah ini masih punya segudang permasalahan yang belum juga terselesaikan. Patrice Evra bahkan tidak menaruh harapan apa-apa pada mantan tim yang pernah dibelanya melihat dengan kondisi tim dan problematikanya.
Perubahan Taktik
Taktik yang dibawa oleh Ruben Amorim ini terbilang agak ekstrim. Pemain Manchester United masih belum beradaptasi dengan strategi baru terapan Amorim. Ditambah dengan beban yang mereka dapatkan dari hasil buruk sebelumnya sepenginggalan Eric Ten Haag di Manchester.
Buruk di Segala Lini
Tidak tanggung-tanggung, baik dari pertahanan, lini tengah, hingga lini serang dalam kondisi yang tidak bagus. Dari sisi pertahanan, Manchester United hanya meraih clean sheet sekali sejak Amorim datang ke Old Trafford. Statistik juga menunjukkan bahwa MU kebobolan 2 gol per pertandingan. Gagal mengantisipasi bola mati juga jadi kelemahan bek-bek Manchester United.
Lini tengah Manchester United juga perlu diperhatikan. Ruang antara bek dan lini tengah sering dimanfaatkan oleh lawan untuk mencetak gol. Dalam pertandingan melawan Southampton babak pertama, MU terlihat kerepotan meladeni pressing ketat dan sering berakhir membuang bola ke depan atau salah oper.
Kreativitas gelandang MU terbilang monoton. Pemainnya tidak bisa mendistribusikan bola ke lini depan. Untuk sekelas Liga Inggris tentu perlu pemain kreatif yang bisa memberikan kontribusi dan memberikan bola ke lini serang.
Tak hanya di lini tengah, konsistensi penyerang MU juga dipertanyakan. Dalam menyerang, seringkali terlihat pemain MU masih sering miss komunikasi saat melakukan pergerakan. Jarang sekali terlihat keharmonisan serangan yang dilakukan antar pemain. Hal itu membuat lini serang MU terlihat tumpul, terbukti dengan produktivitas gol yang rendah untuk sekelas tim berjuluk Setan Merah.
Minim Agresivitas dan Inovasi Serangan
Dengan permasalahan yang cukup kompleks ini, Manchester United kesulitan untuk menemukan ide dalam permainan. Hal ini juga diakui sang manajer sendiri yang mengatakan bahwa mereka kesulitan mengendalikan pertandingan dan seringkali terjebak dalam situasi yang tidak mengutungkan.
Hubungan Kurang Harmonis Antar Pemain
Melempemnya permainan MU juga tidak lepas dari tidak harmonisnya hubungan antar pemain dengan manajer, seperti Marcus Rashford. Rashford saat ini jarang terlihat menjadi pemain pilihan Amorim dan kemungkinan akan dilepas oleh MU.
Pemilik Klub Tidak Becus dan Mengecewakan
Permasalahan di Manchester United memang sekompleks itu. Selain dari tim itu sendiri, Jim Ratcliffe dan INEOS selaku pemilik klub juga banyak dikritik. Kritikan itu tidak lepas dari cara mereka merekrut dan pengelolaan transfer pemain yang tidak efektif.
Beberapa kebijakan manajemen diantaranya menaikkan harga tiket disaat tim sedang berada dalam posisi terburuk adalah salah satunya. Wajar saja, saat ini MU sedang krisis keuangan. Semakin lengkap penderitaan Manchester United saat ini.
Amorim memang diberikan kebebasan dalam melakuakan bersih-bersih skuad dan pihak klub tidak akan mengintervensi hal tersebut. Ruben Amorim juga diharapkan memberikan dampak positif di bursa transfer. Masalahnya, uangnya manaaaaaaa? Mana uangnyaaaaaa?
Manchester United sedang dalam ujian terberatnya di era modern ini. Selain itu MU tidak jauh dari jurang degradasi. Lucu kali ya, melihat MU berada di divisi Championship. Ah… Jangan deh, nanti nggak seru. Liga Inggris tanpa MU bagai palu tanpa paku. Nanti siapa yang bantai Liverpool dan Manchester City kalau bukan Manchester United?
Posting Komentar
Posting Komentar