INDONESIA LOLOS PIALA DUNIA 2026!
Itulah yang diharapkan oleh seluruh masyarakat Indonesia. Apalagi dengan datangnya pemain keturunan yang ingin membela dan ikut berjuang dengan timnas Indonesia. Tentu saja, ekspektasi juga semakin tinggi dan berharap Indonesia bisa berlaga di Amerika Serikat, Kanada, dan Meksiko 2026 mendatang. Woah! Tau sendiri kan animo masyarakat tentang bola itu bagaimana?
![]() |
Foto: (AFP/SAEED KHAN) |
Berbicara peluang, tentu saja Indonesia bisa lolos. Bisa banget, tapi dengan banyak ‘tapi’. Apalagi Indonesia baru saja dibantai cukup telak oleh Australia dengan skor 5-1 di Sidney sore tadi. Dengan hasil ini, peluang Indonesia bisa lolos langsung tanpa play-off semakin kecil.
Sebelum peluit kick-off ditiup wasit asal Jordania, Indonesia datang dengan optimis bisa meraih minimal 1 poin. Patrick Kluivert yang juga memulai debut pertandingannya bersama timnas langsung menerapkan formasi 4-3-3. Formasi yang diidam-idamkan netizen yang mengatakan bahwa Shin Tae Yong minim taktik.
Indonesia menerapkan pola permainan menyerang dan ingin menguasai jalannya pertandingan. Sementara itu, Australia mengantisipasi dengan formasi 3-4-2-1 yang berubah menjadi 5-4-1 ketika bertahan. Dari statistik pertandingan yang ku ambil dari fotmob.com, Indonesia bermain lebih mendominasi dengan penguasaan bola sebanyak 60%, dan sisanya milik Australia. Indonesia melakukan 446 operan akurat sementara Australia hanya 284 operan.
Sayangnya, Indonesia hanya mendominasi dalam hal penguasaan bola, untuk peluang, Australia lebih topcer dengan melakukan 9 kali tembakan dengan 7 diantaranya merupakan tembakan tepat sasaran. Ada 5 peluang besar yang semuanya bisa dimanfaatkan menjadi gol, 2 lainnya diselamatkan oleh Martin Paes dan diblok bek timnas.
Indonesia memang melakukan 11 kali tembakan, namun hanya 4 tembakan yang tepat sasaran. Timnas menciptakan 3 peluang besar, namun hanya 1 yang bisa dikonversi menjadi gol, sedangkan 2 lainnya terbuang sia-sia.
Dari jalannya pertandingan, Australia bisa melakukan serangan berbahaya lewat skema serangan balik setelah Indonesia kehilangan bola. Pemain belakang Indonesia yang terlanjur bermain ofensif begitu kerepotan meladeni serangan balik cepat yang dilakukan tim negeri kanguru itu.
Yah, apa boleh buat? Memang, dalam pertandingan ini masih ada banyak hal yang perlu dibenahi untuk bekal pertandingan berikutnya.
Australia Sukses Antisipasi Serangan Garuda
Strategi dan niat Patrick Kluivert memang sudah baik, namun realita di lapangan lain lagi. Indonesia yang berisikan mayoritas pemain Eropa sudah dibaca strateginya dan gaya bermainnya. Australia banyak menumpuk pemain di belakang dan bermain menunggu. Strategi itupun sukses meredam pola serangan dari bawah milik Indonesia.
Indonesia Belum Sepenuhnya Siap
Pergantian pelatih Shin Tae Yong ke Patrick Kluivert yang dilakukan PSSI pada awal tahun 2025 dianggap waktu yang pas untuk masa transisi pelatih. Erick Thohir bilang kalau itu waktu yang cukup untuk melakukan persiapan.
Halah! Tetap saja, mereka baru berkumpul beberapa hari sebelum pertandingan. Waktu 2,5 bulan hanya dilakukan untuk mencari pemain baru, baik pemain keturunan maupun pemain lokal dari Liga 1 yang dipantau oleh Patrick Kluivert dan timnya.
Tau kan ya, kalau dalam sepakbola juga tidak hanya soal pemain dan strategi bagus, tetapi juga implementasi dan eksekusi saat di lapangan. Untuk bisa menerapkan hal itu, intensitas waktu latihan juga penting. Semakin lama waktu bersama tentu kita lebih saling memahami antar individu dan gaya bermain pemain.
Pemain Timnas Baru Kumpul Kemarin Sore!
Meski ada banyak pemain yang bermain di Eropa, namun mereka baru berkumpul beberapa hari sebelum pertandingan untuk melakukan latihan. Sedangkan menurut pandanganku sebagai orang awam, dengan strategi menyerang dari bawah dan mendominasi pertandingan butuh yang namanya sinergi antar pemain. CMIIW ya…
Bagaimana kita bisa menciptakan peluang dan membuat berbagai variasi serangan. Contoh nyata, dalam pertandingan melawan Australia, Indonesia bisa mendominasi bola, namun lebih banyak dilakukan di area pertahanan sendiri. Kita masih kebingungan cara membongkar pertahanan Australia yang solid. Begitu bola sampai depan, tidak lama kemudian hilang.
Oper sana, oper sini, oper sana lagi, dipress musuh, buang depan. Ya gitu…
Lini tengah timnas tidak diberikan ruang untuk memberikan suplai bola ke pemain depan. Alhasil, bola lebih sering lewat sayap yang berakhir dengan bola crossing yang bisa dengan mudah diantisipasi oleh lawan. Dengan waktu sesingkat itu untuk latihan, memikirkan untuk melakukan kombinasi serangan sepertinya susah ya… Makanya aku tidak melihat banyak variasi serangan yang bisa dilakukan untuk menembus pertahanan kokoh Australia.
Selain itu, dalam aspek lainnya juga sama. Seperti bagaimana menciptakan peluang dari skema bola mati, bagaimana melakukan strategi bertahan dan mengantisipasi bola mati lawan dan banyak lagi. Instruksi-instruksi individu, you fokus pegang si A, dan kamu cover si B dan sebagainya. Dengan waktu sesingkat itu untuk melakukan berbagai latihan, rasanya tidak akan cukup.
Chemistry antar pemain juga kemungkinan belum didapatkan pemain. Beda kalau sudah sering berlatih dan bermain bersama dalam waktu lama. Pasti ada percakapan begini misalnya, “Bro, kalo gue lari ke sini, ntar si ono lari dari belakang, gua lari buat ngecoh bek, ntar lu kasih bola ke sono aja ya!”, Ya gitulah kira-kira. Aku kan ngga tau bagaimana mereka melakukan komunikasi.
Kluivert Modal Pede, Australia Modal Pengalaman
Tidak bisa dipungkiri jika Patrick Kluivert seberani itu saat bertamu ke kandang Australia. Bermain dengan mendominasi penguasaan bola dan mencoba mengurung Australia di pertahanan. Sayangnya, dengan tim yang baru dibangun kemarin sore itu belum bisa menembus pertahanan kuat Australia.
Melihat Australia, mereka tidak pernah absen dalam gelaran piala dunia sejak tahun 2006. Dengan modal ini, mereka lebih berpengalaman menghadapi tim-tim kuat dari seluruh dunia. Bahkan, untuk melawan Indonesia saja, Australia pantang meremehkan dan memilih bermain bertahan.
Ingat bro, di Piala Dunia 2022 kemarin, mereka lolos 16 besar dengan mengalahkan Tunisia dan Denmark. Mereka hanya kalah sekali di grup D melawan Prancis dengan skor 4-1 dan dipulangkan Argentina dengan skor 2-1. Lah, Indonesia sebagai tim tamu berani-beraninya mau mencoba mempermalukan tim tuan rumah. Ya, biar fakta yang berbicara, mereka lebih memiliki pengalaman.
Mau Berharap Apa?
Indonesia belakangan memang menunjukan perkembangan yang pesat dengan banyaknya pemain keturunannya yang membela Timnas Garuda. Meski begitu, tetap saja semua tidak bisa instan. Berbagai pembenahan harus dilakukan supaya timnas semakin baik dan lebih kuat lagi.
Masa tiba-tiba lolos terus jadi juara piala dunia, nanti FIFA kaget. Aamiin sih, kalau bisa. Namanya juga angan-angan ya bebas. Optimis itu harus, tapi tetap realistis. Semua ada prosesnya, nggak bisa langsung jadi. Yaaaaaa! Biarkan saja Patrick Kluivert memasak.
Mau tidak mau kita harus memanfaatkan sisa pertandingan yang ada termasuk saat melawan Jepang nanti. Target pertama mengamankan poin di kandang Australia gagal tercapai. Tantangan makin berat untuk bisa lolos dengan predikat peringkat dua di klasemen.
Indonesia Bisa Lolos Tapi…
Seperti yang aku tulis di atas, Indonesia bisa lolos piala dunia tapi dengan banyak ‘tapi’. Indonesia bisa lolos tapi nggak boleh kalah lagi di pertandingan selanjutnya. Indonesia bisa lolos tapi harus liat hasil pertandingan negara lain. Indonesia bisa lolos tapi harus lewat babak play-off. Dan masih banyak tapi-tapi lainnya, silakan sebutkan sendiri.
Dan...
Indonesia bisa lolos tapi kalau nggak lolos ya udah, kita coba lagi kesempatan berikutnya.
Tulisan ini dibuat setelah pertandingan melawan Australia.